Showing posts with label private journal. Show all posts
Showing posts with label private journal. Show all posts

Friday, April 19, 2013

sebagian teman-temanku, dan negara ini.

akhirnya, finally, ujian nasional berakhir juga. masa-masa yang kurang menyenangkan akhirnya berakhir juga. aku bisa bebas melakukan apapun yang aku sukai tanpa perlu diperingati sama ujian yang menunggu. i'm officially free now.

sekedar untuk review, ujian kali ini cukup lancar. gangguan bukan berasal dari internal diri aku, tapi lebih ke eksternalnya.

mungkin untuk lebih singkatnya, baru pertama kali ini aku begitu, begitu benci temen-temenku. mungkin nggak semuanya, hanya beberapa. benci sekali.

Wednesday, June 09, 2010

Yell

I look back on the footprint I’ve left again and again
Thinking “Where is ‘me’ now?”
I scooped up the dead leaves in my arms
And drew my dreams on the autumn window with my numb fingertips

I have wings but I can’t fly
I’m afraid of being alone, it’s too painful
We’re leaving behind those days of cuddling in the gentle sun
And walking on to our lonely dreams

Goodbye isn’t a sad word
It’s a yell that connects us to our respective dreams
I’ll hold the days we spent together in my heart
And take off alone to my next sky

Why do we get impatient for an answer
And search for ourselves in darkness so deep that we get lost in it?
When we have the tears and straightforward smiles
Of just loving someone, right here?

When it comes to our real selves, we get off track, get confused
And think it’s made up by other people’s words
We’ll take hold of our natural weakness and the strength to face it
And start running to tomorrow for the first time

Maybe every time we say goodbye to someone
We can change, we can become stronger
Even if we take off to different skies
This love won’t stop, it still remains in my heart

Ever since I realised there’s no such thing as eternity
The day we laughed together, and the day we sang together
Have become strongly, deeply carved into my heart

That’s why you, that’s why us
Aren’t anybody else, can’t be beaten by anyone
We raised our voices and promised that we’d live our lives our way
Each of us chose our own path

Goodbye isn’t a sad word
It’s a yell that connects us to our respective dreams
Until we meet again someday
I won’t forget this pride, my friend, into the sky

We have a word that we share
It’s a yell that connects our voices, one heart to another
I’ll hold the days we spent together in my heart
And take off alone to my next sky

--

Thank you, for this three years,
Thank you, for always smiling for me,
Thank you, for spending our days together,
Thank you, for all of your kindness to me,
Thank you, for the courage you gave to me,
Thank you, for taught me many things that I don’t know before,

I know this isn’t a good “goodbye” words.
Perhaps we can meet again, someday.
Sooner or later,
I’m sure we can be a better person, better than before,

i don’t know, someday, if we meet by an accident,
we still remember each other or not,
but, the one thing you must know,
the one who filling my days in this three years was you,
the one who brightening my days in this three years was you,
just remember that we ever meet by bonds named a friend.

Then,
Sorry, I believe I ever make you hurt.
Sorry, I know this is so late to say, “ I have a mistakes “ to you.
Sorry, I know this is so late to make up wound.
Sorry, I can't say this simple words directly.
I’m sorry, teribbly sorry. If you can't forgive me, at least, you can forget me.

“ Ever since I realized there’s no such thing as eternity.
The day we laughed together, and the day we sang together.
Have become strongly, deeply carved into my heart. “

Let’s make a “goodbye” words to be a yell.
That echoing in our heart, make us to be stronger, stronger, and stronger.
To realize that all things we meet, is come and go everyday.

Thank you, in this three years,
I'm happy because of you.

ja ne.

Sunday, May 09, 2010

08 May 2010, 22:43 PM

tidak perlu, kau tidak perlu mengembalikannya.
tidak perlu, tidak perlu meminta maaf berulang kali.
tidak perlu, kalau kau sampai mengatakan nya sekali lagi maka aku akan membekap mulutmu, menghentikan jemarimu untuk menulisnya.
berhenti.

tapi katakatamu benar,
kau memang merubah hidupku.
kau benar,
kau menjadikan aku merasakan sesuatu yang buruk yang belum pernah kualami sebelumnya.
kau benar,
kata maafmu tidak membuatku puas karena aku ingin kau tidak mengatakannya lagi.

benarkah?
apa aku selalu menyalahkan diriku sendiri?
terimakasih membuatku sadar akan hal itu.
apa aku tidak berterimakasih kepada Penciptaku?
terimakasih, aku akan mencoba merubahnya.
apa sikapku begitu tidak pantas?
terimakasih, aku akan coba merubahnya.

tidak, aku tidak pernah melihatmu menyalahkan diri sendiri,
memang, pertamanya aku pikir kau sedikit menyebalkan.
tetapi, setelah kupikir lebih lanjut,
sepertinya kau punya alasan untuk melakukannya, dan itu kenyataan bukan?

tidak, kalau kau mau tahu jawabannya, aku akan bilang tidak.
apakah perasaan itu akan terobati?
sedaridulu aku sudah bilang tidak, walauhanya dalam hati.
aku tidak merasa terobati, sama sekali, justru malah mungkin aku akan merasa makin sakit.
tapi entah kenapa, aku selalu merasa ingin melakukannya.
didalam hatiku selalu ada yang menggerutu,
disisi lain, selalu saja ada sisi yang menghibur.

tapi sepertinya perasaan menggerutu itu lebih besar.
" mengapa dia begini? " atau " mengapa dia begitu? "
" aku salah ya? aku salah apa? " atau menyerah saja seperti " ah, iya, benar itu salahku, lalu kenapa?" yang seperti itu lah.

asal kau tahu saja, pembawaanku memang begini,
jadi kau tidak usah begitu khawatir, setidaknya sejak dulu aku begini.
sejak sebelum aku bertemu denganmu, aku selalu menemukan teman yang salah, misalnya, kau dan temanmu dekat sekali, tetapi ketika sudah berpisah kelas, kau dan ia akan jadi orang yang sudah tidak kenal satusama lain lagi.

sedaridulu persepsiku memang salah.
berbeda, ketika masuk ke SMP ini aku ingin menemukan seseorang yang berbeda.
adakah seseorang yang berbeda dengan orangorang yang telah meninggalkanku selama ini?
adakah seorang saja? bisakah aku bertemu dengannya?

dan detik ini, kupikir, aku sudah menemukannya. setidaknya kami saling kenal selama tiga tahun bahkan lebih.
menyenangkan bukan? aku selalu berkata begitu, entahpada siapa.
entah kenapa. aku pun tidak tahu. aku hanya berpikir "jangan melupakan hal ini!" dan sebagainya.

marah ? tentu saja, tapi mungkin itu terlalu kejam untuk dibilang marah, untukku.
hanya kesal. kadang aku kesal terhadap hal sepele yang kadang tidak kau sadari. haha, maafkan aku tentang hal itu,ya?
tidak sanggup mengekspresikannya? mungkin bagi sebagian orang, ah, tidak, menurutku 99/100 orang di hidupku tidak tahu.
tapi ada yang selalu tahu kalau aku sedang kesal, kok. orang itu, orang yang baaaaaaikk sekali, namun misterius. sepertinya kau tahu siapa.
kau yakin aku merasakannya? bahkan akupun yakin sekali kalau aku juga merasakannya.

naluri? kepekaan? mungkin.
berarti aku juga punya naluri, setidaknya biarkan aku yakin akan hal itu.
lengah? mungkin sebagian hidupku terdiri dari kelengahan. mungkin,

daijobu, tidak apaapa.
membuatku ambruk atau apapun juga takapa.
aku sengsara? aku terlihat sengsara? waah, gawat.
aku memang tak bisa menyembunyikan ekspresiku ya. bodoh sekali.
kupikir, aku diam, diam saja, aku berpikir bahwa diam akan membuatku melupakan apa yang membuatku diam itu.
buktinya, tidak bisa lepas, sungguh! walau diampun, aku masih memerhatikan semuanya.

lugu? jahat sekali kau bilang begitu, seharusnya polos! hehe.
apa? sudah tersampaikan? aku senang sekali.
tapi bukankah kamu pernah bilang bahwa aku tidak mengerti dirimu sama sekali?
kadang kau membuatku bingung, tapi itu cukup menyenangkan.

kau memintaku untuk tidak sakit lagi?
maaf, kalau sakitku membuat hatimu lebih sakit lagi.
aku terlalu memaksakan diri ya? begitukah?
tetapi, entah kenapa, aku hanya ingin memaksakan diri. hanya ingin.
aneh sekali bukan?

tidaaaaaaaaaaaaaaaaak.
sekali lagi aku katakan tidak, AH, bahkan ribuan kali, jutaan kali, milyaran kali. triliunan kali aku katakan tidak.
walaupun dengan apapun, tidak, kau tidak bisa musnah. walau dalam ingatanku kau musnah, di dalam dadaku kau tidak akan pernah musnah.
seperti ei-chan, seperti yang lain, kau tidak akan musnah.
aku hanya ingin kau menghapusnya, menghapus kewajiban itu.
tidak usah terlalu repot untuk menanggung beban itu, sudah kubilang aku tidak ingin merepotkanmu bukan? kau ingat?
biarkan saja, iblis pun, setan pun, apapun. bukankah semuanya punya itu dalam hatinya.
termasuk aku tentunya.
biarkan saja, semua orang di kelas, ei-chan, kamu. semuanya. aku akan selalu mengingatnya, memikirkannya, tidak pernah berhenti. bukankah harta karun yang paling berharga didunia ini adalah teman?
ketika aku memikirkan hidupku, diriku.
walaupun aku sudah berusaha untuk melupakanmu pun.
seperti halnya kau, kau juga bagian dari hidupku, teman adalah bagian dari hidupku.
bukankah wajar ketika aku memikirkannya?
ketika aku memikirkan hatiku, aku terlalu takut untuk melupakan orang lain.
aku berpikir dengan dua hal, otakku dan hatiku.

menurutku itu bukan hal yang salah.

jadi, kesimpulannya.
kau tidak perlu terlalu repot untuk memikirkan ku. walaupun mungkin kau akan jawab, "mana bisa semudah itu!" dan sebagainya.
cukuplah berpikir sederhana, ketika kau senang, aku juga akan ikut senang kok.
ketika kau tersenyum, kau akan selalu membuatku senang.
maka dari itu, aku selalu khawatir melihatmu bersedih, aku akan merasa lebih sedih lagi. mungkin seperti halnya dirimu.
aku senang melihat orang bahagia.

ketika kau bilang bahwa kau membawa hal yang buruk ketika kau bersama ku.
aku senang, bukankah merasakan hal buruk itu lebih baik daripada tidak sama sekali?
ketika kau bilang bahwa kau merubah hidup ku, itu benar.
kau merubah hidupku, dalam arti yang baik.
ketika kau bilang bahwa kau selalu membawa luka yang menyayat hatiku,
bukankah luka itu selalu membekas jauh lebih dalam dibandingkan kebahagiaan.
kalau kau benar, kau menyakiti hatiku pun, aku senang.
kupikir aku akan bisa mengingatmu lebih lama.

pikiran yang aneh bukan?

sedaridulu aku bukan pengingat yang baik.
mungkin setahun dua tahun lagi, ketika aku sudah tak bersama mu dan yang lain lagi, aku sudah tidak ingat.
tetapi lain cerita, ketika semuanya meninggalkan sesuatu disini, di otakku.
ketika aku selalu bilang bahwa kalian adalah yang berharga,
lima atau sepuluh tahun lagi,
aku mungkin akan masih ingat.

kesakitan itu, luka itu, catatan catatan konyol ini.
mungkin sekarang akan menjadi sesuatu yang menyedih kan dan memusingkan,
tetapi di dalam hati aku senang, karena suatu hari nanti aku akan mengingatnya sebagai sesuatu yang menyenangkan.
bahkan saat ini,
aku selalu mengingat ini sebagai sesuatu yang mendebarkan.
kesakitan yang belum pernah kualami sebelumnya.
luka yang belum pernah kualami sebelumnya.
kejadiankejadian yang belum pernah kualami sebelumnya.

walaupun kau berpikir kau membawa keburukan padaku pun,
mengubah hidupku pun,

kau telah mengajarkan banyak sekali hal yang belum pernah kutemui sebelumnya,
kau telah membawaku kedalam dunia yang belum pernah kupijak sebelumnya,
kau membantuku menemukan apa yang seharusnya kutemukan,
kau membuatku mengalami banyak hal yang belum pernah ku alami sebelumnya.
terimakasih banyak, terimakasih.
aku tidak tahu berapa kali aku akan berterimakasih.

...terimakasih. kau mengajarkanku mengerti betapa pentingnya orang lain bagiku.
kau selalu membawa hal yang cerah, terang, lively.

tiga tahun ini.
kebahagiaan ini,
kesakitan ini,
tawa ini,
luka ini,
harta karun ini,
biarkan aku, mendekapnya lebih lama lagi.
walau sakit, walau berat.
teruslah berjalan, tanpa melupakannya.
di jalan yang kita anggap benar, yang kita anggap bercahaya.

dimanapun kau berada,
aku akan selalu mendoakanmu,
terlingkupi dunia yang berwarnawarni.
seperti halnya dunia yang telah kau bawa padaku, beserta temanteman kita yang tidak terlupakan.
tidak sebaik yang kukirapun tidak apa.

walau sudah tidak bersamapun.
katakatamu akan selalu kuingat.

jangan bersedih lagi.

kuharap selamanya akan begini.


terimakasih, telah mencurahkan begitu banyak waktu, perhatian, dan perasaan padaku.
aku senang, aku senang dengan kebahagiaan ini, dengan luka ini. dengan kekonyolan ini.
aku senang.




...terimakasih banyak, rasa terimakasih ini tidak akan berubah.




09 May 2010, 00:03.


ketika aku pernah bilang aku ingin rasa "ingin mengerti" ini tersampaikan,
sekarang, aku ingin, doa ini, selalu tersampaikan kepadamu.
berbahagialah, aku akan senang.

PS: mungkin catatan ini seperti catatan orang mau mati? ah sudahlah,



Thursday, May 06, 2010

06 May 2010, 23.09 PM.

sampai sekarang, aku masih belum benarbenar mengerti. aku memang sedikit berlagak, mencoba untuk mengerti namun belum mengerti. membingungkan tidak?

besok adalah hari terakhir, michi menginjakkan kaki secara resmi di sekolah. sekolah michi yang berharga, karena selama tiga tahun ini, di tempat yang tiada bosannya itu.
ada banyak kenangan berharga. tidak terhitung.

ketika michi mendongak, menatap sekolah michi dan membiarkan semua kenangankenangan michi selama tiga tahun menguap di dasar kepala. ada yang menyakitkan, ada yang menyenangkan, ada yang menyebalkan. sedih sekali, kalau berpikir, "sebentar lagi kita akan lulus dan pergi dari sini!".
sedih sekali.

mungkin michi tidak pantas untuk merasa sedih. seharusnya michi bersyukur tentang apa yang sudah diberikan Pencipta michi pada michi.

kenangan yang bersinar dalam ingatan.
treasure yang tidak ternilai.
tawa yang berderai.
air mata yang jatuh.
kekesalan yang sudah mencapai puncak.
kebahagiaan yang tak ada habisnya.
sudah sepantasnya michi mensyukurinya, bukan?

michi menghembuskan napas dalam-dalam, mencoba untuk me-replay semua yang ada di memori.
masa-masa kelas tujuh yang polos. penuh dengan pertemuan yang berharga.
masa-masa kelas delapan yang penuh dengan despair, dan cobaan, namun ada banyak sekali pelajaran yang membekas di dada.
dan masa-masa kelas sembilan, yang penuh keajaiban, dan perjuangan yang tak adahabisnya.

ketika mengingat nya lagi,
bahkan aku tidak percaya aku dapat melewatinya.
" ini, aku? aku sudah melewati semua ini? benarkah itu?" aku bertanyatanya dalam hati.

michi sama sekali belum bisa membayangkannya.
ketika kami sudah tidak bisa melihat satu sama lain lagi, setiapharinya.
tersenyum dan tertawa, selayaknya biasanya.

akankah kami akan bertemu lagi?
dan ketika bertemu lagi, akankah kami akan masih sama? seperti ini?

bodoh, michi pikir begitu.
tentu saja tidak akan sama, tidak akan pernah sama.
life's change. always change.

semuanya akan berubah, michi tahu itu.
dan michi tidak akan menyalahkan siapapun, walaupun tidak relapun, walaupun tak bisa terlupakan pun. michi akan berjalan lagi. seperti nama michi, "michi".

walau begitu, masih tidak rela.
michi tidak bisa berpikir bahwa michi dapat melakukannya.

dan sampai saat terakhir inipun,
banyak sekali hal yang michi belum sepenuhnya mengerti.
michi memang tidak mengerti. dan tidak ada yang meminta michi untuk mengerti.
tapi michi ingin mengerti, satu kali saja.
perasaan ini tidak akan pernah berubah, michi ingin sekali mengerti,
apakah ia selalu mengerti apa yang michi rasakan?
apakah segampang itu michi ditebak?

tapi michi tidak memintanya untuk mengerti,
aku dan orang itu sama sekali tidak mengerti,
walau sudah tiga tahun pun, kami sama sama tidak pernah mengerti.
walau begitu michi senang, walau michi tidak mengertipun,
walau michi mencoba untuk mengertipun,
michi bangga sekali, didekat michi ada orang seperti orang itu.

ia terlalu baik, walaupun mungkin dirinya sendiri tidak menyadarinya.
ia selalu berusaha untuk tidak memperlihatkannya pada orang lain.

michi mencoba untuk mengerti,
persepsi kami memang tak pernah sama.
ia mengartikan michi dengan caranya sendiri, seperti michi berusaha mengartikan dirinya dengan cara michi sendiri.
michi tidak tahu harus bagaimana, michi lebih sering memilih untuk diam, atau memilih jawaban lain.

michi sadar michi tidak bisa terus bersamanya. bahkan mungkin belum tentu ia akan mau untuk terus bersama michi. michi akan terus menyusahkannya.
michi sudah banyak melakukan kesalahan padanya, dan sialnya, michi baru mengerti saat ia tidak menjelaskannya.
ia tidak menjelaskannya, sama sekali. mungkin iya, dia menjelaskannya. tepat.
tepat ke dalam sebuah tempat yang sudah rapuh, yang berusaha diperbaiki.
yang akhirnya hancur berkepingkeping hanya dengan membaca ekspresinya. melihatnya.
tonggak penahan michi sudah ambruk, saat itu.
michi cuma bisa shock dan diam, tidak melakukan apaapa.
michi tidak berani menatapnya.
tapi michi tak ingin menyalahkannya.
michi selalu menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga seperti diri michi sendiri.
tapi setidaknya,
izinkan michi, dan perasaan "ingin mengerti" michi,

...tersampaikan kepadanya.

michi selalu menjadi beban pikiran.
michi selalu menjadi pusat kesalahan.
michi selalu menjadi seseorang yang menyusahkan.

tapi setidaknya, biarkan michi berusaha,
karena michi paling benci,
disalahkan.
mungkin egois, tetapi michi tidak suka orang lain menyalahkan michi tanpa sesuatu yang jelas.
tanpa meminta penjelasan,
michi takut, takut sekali.
michi tidak pernah bisa marah, kesal. michi tidak bisa membenci orang lain.

terbuat dari apa hati michi?
air?
api?
debu?
kabut?
atau lilin yang mudah meleleh?
atau tidak punya sama sekali, haha, kata-kata ini, ia salahkan.
ia pikir michi menantang sang Pencipta michi.
michi tidak begitu, michi selalu ingin berterimakasih pada pencipta michi.
yang membuat hidup michi menyenangkan begini,
berwarna warni begini.
yang penuh dengan hal berharga begini.
mana bisa michi salahkan.

tidak ada yang tahu, yang tahu apa yang ada di dalam michi,
hanya michi, dan sang Pencipta yang tahu.
bahkan mungkin, yang michi tidak tahu, Ia tahu.

michi akan coba berjalan, dengan cara michi sendiri.
walau belum tahu, bagaimana caranya.




Kinoshita Michi, 10 jam sebelum pengumuman kelulusan.



23.54 PM, 06 May.
semua harus lulus, kita masuk dan keluar, samasama.

hidup itu datang dan pergi, dan di dalam pertemanan itu ada dua hal, mengambil dan memberi, mengambil hak dan memberi kewajiban, membutuhkan dan dibutuhkan, hanya begitu saja.
kinoshita michi, 2010.

Saturday, April 24, 2010

24 April 2010, 00:01.

ga pernah ada perubahan, dari kemarin terus aja kayak gini.
i'm such a coward, aku tahu. walaupun aku tahu kesalahan ku pun, aku terlalu takut untuk mengakuinya, -untuk diri sendiri pun, terlalu takut.

coward! coward!
pengin sekali, padahal sudah dekat sekali, padahal aku sudah memikirkannya, benar-benar memikirkannya, gak berhenti. bagaimana caranya aku minta maaf? kapan aku bisa minta maaf?
waktunya sudah sempit,

tidak ada yang menjanjikan kita bisa bertemu lagi untuk bulan-bulan besok bukan?
tidak ada yang bisa memastikan kita akan bertemu lagi bukan?

lalu kenapa aku terus begini?
berpura-pura tidak tahu?
apa aku bisa terus bertahan seperti ini?
apa yang harus kulakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik?
apa tidak ada sesuatu yang bisa kulakukan?

bagaimana caranya? kumohon, siapapun, beritahu aku caranya.
aku tidak bisa begini terus.
ketika semuanya, semua anak kelas itu, meninggalkan kenangan yang begitu bahagia,

apa aku hanya bisa meninggalkan luka disisinya?
bukankah itu sesuatu yang salah?

apa aku hidup hanya untuk melukai orang lain?
padahal aku sudah mencoba untuk tidak merepotkan orang lain lagi.
membuat orang lain khawatir lagi.
sombong sekali, kau ingin berkata begitu?

aku tidak ingin sendirian. aku takut sendirian, aku takut gelap, aku takut ketika tidak ada orang lain, siapapun di sampingku. takut sekali.
aku takut kehilangan orang lain yang penting.

sesuatu yang barusaja kudapatkan, yang kukira baru pertama kali aku benar-benar bisa mendapatkannya.
ketika aku sudah berpikir aku berhasil.
buktinya? aku hanya berhasil melukai orang lain.

padahal, aku hanya ingin menjaganya. menjaga ikatan itu, agar benang itu tetap terjalin diantara semuanya. ingin sekali.
walaupun tidak punya secuil keberanian pun.

ketika aku bertanya lagi,
memang aku punya benang itu?
apa dari awal kita memang tidak punya "benang" apapun?
lalu, kenapa kita bertemu kalau akhirnya saling menyakiti?
untuk apa kita bertemu, saling bercanda, apabila nyatanya didalam hati ini tidak tulus?
sebenarnya siapa yang pembohong? aku? aku tahu, dari awal aku lah pelakunya.

apakah tidak ada jalan selain memutusnya?
apakah masih ada jalan pulang? jalan keluar?
waktu yang sempit, jalan yang belum ditemukan.

apakah akhir dari kehidupanku masa SMP ini adalah sad ending?
padahal aku benar-benar benci sad ending. akhir yang sedih.

apakah semuanya terus akan begini?
kuharap tidak, aku akan mencoba mengusahakannya.

karena ini hidupku sendiri.



Kinoshita Michi, 24 April 2010.


belum ada jawaban, semua belum ada jawabannya.
biarkan aku, mencarinya sendiri.

aku ada disini, akan terus berada disini.
aku takkan mengikuti mu lagi, aku hanya akan melihatmu dari sini.
sebagai seseorang yang paling penting, lebih penting dari diriku sendiri.
entah suatu hari nanti, apakah perasaan ini akan tersampaikan padamu?
Kinoshita Michi, 2010