Sunday, February 02, 2014

Yogyakarta, dan sejuta cerita.

Mulai Jum'at kemarin, aku resmi pindah ke Purwokerto lagi.

semua barang yang ada di kos aku bawa ke rumah, sementara kos yang kontraknya belum habis itu dibiarkan kosong, entah sampai kapan. aku sudah tidak bisa terbangun karena suara anak-anak TK bermain (atau lebih tepatnya, lomba teriak paling keras) di bawah lantai kosku. sudah tidak akan pergi ke tempat makan favorit-ku di daerah sekitar Pogung, sudah tidak akan laundry di tempat langganan, atau bangun pagi untuk mengeluarkan motor dari garasi, atau bahkan mengeluh wi-fi kosan mati.

kamu sedih? aku tanya diri sendiri berulang kali. not really.


hampir setengah tahun kuhabiskan waktuku berada di Yogyakarta. tentu masih banyak hal yang ingin aku lakukan, tempat yang ingin aku kunjungi, dan banyak makanan yang masih ingin kucicipi. kota sejuta rindu. daridulu memang kota Yogya selalu terkait erat dengan kehidupanku. setiap tahun setidaknya sekali duakali aku berkunjung, sudah seperti ritual untuk mendatangi kota ini dengan keluargaku. sungguh bisa ditebak bagaimana rasanya ketika aku diterima kuliah disana. dan diluar bayangan, lima bulan ini penuh dengan cerita.

mungkin tidak semua berjudul cerita akan masa-masa menyenangkan. ada banyak hal yang menyebalkan dan merepotkan juga di antara kisah. tapi toh semuanya terkenang, berbekas cukup dalam. bahkan cukup bagiku untuk me-reka ulang semua hal dari awal kuliah. tidak pernah terbayang disini aku akan bertemu dengan teman dan sahabat yang tak tergantikan. mereka-mereka yang punya impian besar, yang aku yakin suatu saat nanti mereka akan jadi orang hebat nantinya. berbagai karakter yang belum pernah kutemui di masa SMU ada disini. membuka mata bahwa duniaku yang sekarang belumlah cukup.

memang Allah lah yang selalu mendengar, selalu memahami. membuat semuanya menjadi serba spesial. kutinggalkan kota yang spesial ini dengan lapang dada, bahkan aku masih belum tahu apakah jalan yang kupilih ini sudah benar atau belum. apa nantinya hal ini akan kusesali atau tidak pun aku juga belum tahu. manusia hanya bisa selalu berharap, selalu berangan-angan. masa transisi sudah lewat. saatnya bersiap-siap.

aku sering bilang kalau mimpiku ini begitu besar hingga sulit dimengerti. sampai sekarangpun mimpi itu masih sulit dimengerti. tapi biarlah, mimpi ini akan terus jadi sesuatu yang sulit dimengerti. dengan itu aku bisa berjuang lebih keras untuk bisa memahami. mimpi serba konyol ini sudah diambang untuk jadi nyata, tinggal gimana aku memperjuangkannya sampai akhir. setelah itu akan ada tantangan demi tantangan yang baru lagi, mimpi-mimpi rumit yang baru lagi, tapi kalau memang dengan itu hidupku bisa jadi lebih berarti, aku akan menerimanya insya Allah dengan senang hati. (hadeuh, puisi apa ini.)

Yogyakarta. kota sejuta rindu. FIB, ruang D 106, bonbin, foodcourt, pujale, bsr, gsp, bangtem, bangcok, bangjo, kosan, rumah jamur di klebengan, tk salman al farisi, kalimilk, laguna, mirota kampus, taman lampion, gembira loka, amplaz, kfc, tempat karaoke, ws, rumah lela, dan semua tempat yang kalau disebutin satu satu bakal membludak, I will miss those moments I once spent there. suatu saat nanti aku pasti kembali ke kota ini. salah satu hal wajib yang harus kukunjungi saat pulang ke kampung halaman. semua kenangan akan selalu tertanam di tempat-tempat itu. the moments will be lasting forever. may the bonds between me and the people I spent the moments with will be also lasting forever. (yes, so cheesy, but I'm serious.)

Yogya, thank you for the moments. thank you for this half year of many events. thank you very much.

No comments:

Post a Comment