Thursday, May 06, 2010

06 May 2010, 23.09 PM.

sampai sekarang, aku masih belum benarbenar mengerti. aku memang sedikit berlagak, mencoba untuk mengerti namun belum mengerti. membingungkan tidak?

besok adalah hari terakhir, michi menginjakkan kaki secara resmi di sekolah. sekolah michi yang berharga, karena selama tiga tahun ini, di tempat yang tiada bosannya itu.
ada banyak kenangan berharga. tidak terhitung.

ketika michi mendongak, menatap sekolah michi dan membiarkan semua kenangankenangan michi selama tiga tahun menguap di dasar kepala. ada yang menyakitkan, ada yang menyenangkan, ada yang menyebalkan. sedih sekali, kalau berpikir, "sebentar lagi kita akan lulus dan pergi dari sini!".
sedih sekali.

mungkin michi tidak pantas untuk merasa sedih. seharusnya michi bersyukur tentang apa yang sudah diberikan Pencipta michi pada michi.

kenangan yang bersinar dalam ingatan.
treasure yang tidak ternilai.
tawa yang berderai.
air mata yang jatuh.
kekesalan yang sudah mencapai puncak.
kebahagiaan yang tak ada habisnya.
sudah sepantasnya michi mensyukurinya, bukan?

michi menghembuskan napas dalam-dalam, mencoba untuk me-replay semua yang ada di memori.
masa-masa kelas tujuh yang polos. penuh dengan pertemuan yang berharga.
masa-masa kelas delapan yang penuh dengan despair, dan cobaan, namun ada banyak sekali pelajaran yang membekas di dada.
dan masa-masa kelas sembilan, yang penuh keajaiban, dan perjuangan yang tak adahabisnya.

ketika mengingat nya lagi,
bahkan aku tidak percaya aku dapat melewatinya.
" ini, aku? aku sudah melewati semua ini? benarkah itu?" aku bertanyatanya dalam hati.

michi sama sekali belum bisa membayangkannya.
ketika kami sudah tidak bisa melihat satu sama lain lagi, setiapharinya.
tersenyum dan tertawa, selayaknya biasanya.

akankah kami akan bertemu lagi?
dan ketika bertemu lagi, akankah kami akan masih sama? seperti ini?

bodoh, michi pikir begitu.
tentu saja tidak akan sama, tidak akan pernah sama.
life's change. always change.

semuanya akan berubah, michi tahu itu.
dan michi tidak akan menyalahkan siapapun, walaupun tidak relapun, walaupun tak bisa terlupakan pun. michi akan berjalan lagi. seperti nama michi, "michi".

walau begitu, masih tidak rela.
michi tidak bisa berpikir bahwa michi dapat melakukannya.

dan sampai saat terakhir inipun,
banyak sekali hal yang michi belum sepenuhnya mengerti.
michi memang tidak mengerti. dan tidak ada yang meminta michi untuk mengerti.
tapi michi ingin mengerti, satu kali saja.
perasaan ini tidak akan pernah berubah, michi ingin sekali mengerti,
apakah ia selalu mengerti apa yang michi rasakan?
apakah segampang itu michi ditebak?

tapi michi tidak memintanya untuk mengerti,
aku dan orang itu sama sekali tidak mengerti,
walau sudah tiga tahun pun, kami sama sama tidak pernah mengerti.
walau begitu michi senang, walau michi tidak mengertipun,
walau michi mencoba untuk mengertipun,
michi bangga sekali, didekat michi ada orang seperti orang itu.

ia terlalu baik, walaupun mungkin dirinya sendiri tidak menyadarinya.
ia selalu berusaha untuk tidak memperlihatkannya pada orang lain.

michi mencoba untuk mengerti,
persepsi kami memang tak pernah sama.
ia mengartikan michi dengan caranya sendiri, seperti michi berusaha mengartikan dirinya dengan cara michi sendiri.
michi tidak tahu harus bagaimana, michi lebih sering memilih untuk diam, atau memilih jawaban lain.

michi sadar michi tidak bisa terus bersamanya. bahkan mungkin belum tentu ia akan mau untuk terus bersama michi. michi akan terus menyusahkannya.
michi sudah banyak melakukan kesalahan padanya, dan sialnya, michi baru mengerti saat ia tidak menjelaskannya.
ia tidak menjelaskannya, sama sekali. mungkin iya, dia menjelaskannya. tepat.
tepat ke dalam sebuah tempat yang sudah rapuh, yang berusaha diperbaiki.
yang akhirnya hancur berkepingkeping hanya dengan membaca ekspresinya. melihatnya.
tonggak penahan michi sudah ambruk, saat itu.
michi cuma bisa shock dan diam, tidak melakukan apaapa.
michi tidak berani menatapnya.
tapi michi tak ingin menyalahkannya.
michi selalu menganggapnya sebagai sesuatu yang berharga seperti diri michi sendiri.
tapi setidaknya,
izinkan michi, dan perasaan "ingin mengerti" michi,

...tersampaikan kepadanya.

michi selalu menjadi beban pikiran.
michi selalu menjadi pusat kesalahan.
michi selalu menjadi seseorang yang menyusahkan.

tapi setidaknya, biarkan michi berusaha,
karena michi paling benci,
disalahkan.
mungkin egois, tetapi michi tidak suka orang lain menyalahkan michi tanpa sesuatu yang jelas.
tanpa meminta penjelasan,
michi takut, takut sekali.
michi tidak pernah bisa marah, kesal. michi tidak bisa membenci orang lain.

terbuat dari apa hati michi?
air?
api?
debu?
kabut?
atau lilin yang mudah meleleh?
atau tidak punya sama sekali, haha, kata-kata ini, ia salahkan.
ia pikir michi menantang sang Pencipta michi.
michi tidak begitu, michi selalu ingin berterimakasih pada pencipta michi.
yang membuat hidup michi menyenangkan begini,
berwarna warni begini.
yang penuh dengan hal berharga begini.
mana bisa michi salahkan.

tidak ada yang tahu, yang tahu apa yang ada di dalam michi,
hanya michi, dan sang Pencipta yang tahu.
bahkan mungkin, yang michi tidak tahu, Ia tahu.

michi akan coba berjalan, dengan cara michi sendiri.
walau belum tahu, bagaimana caranya.




Kinoshita Michi, 10 jam sebelum pengumuman kelulusan.



23.54 PM, 06 May.
semua harus lulus, kita masuk dan keluar, samasama.

hidup itu datang dan pergi, dan di dalam pertemanan itu ada dua hal, mengambil dan memberi, mengambil hak dan memberi kewajiban, membutuhkan dan dibutuhkan, hanya begitu saja.
kinoshita michi, 2010.

No comments:

Post a Comment