Sunday, September 18, 2011

Rebellion Age.

bukan maksudnya pemberontakan yang ekstrem kayak gitu ko.
cuma perbedaan cara pandang yang kayaknya makin lebar aja antara aku sama ibuku, sampe bahkan beliau berkata bahwa it's ok kalo kita 'bermusuhan'. Well, aku cuma defensif aja, tapi entah kenapa di depan mata ibuku semua gerak gerikku adalah salah. mungkin perbedaan sifatku yang agak miring dari sifatku yang dulu SMP, innocent dan penurut. *ceilah* setelah masuk SMA, yang notabene SMA negeri, yang mungkin pelajaran agamanya dinilai sangat kurang apabila dibandingkan dulu di SMP yang justru jadi makanan utama. mungkin ibuku jadi khawatir soal agamaku, mulai selalu, setiap hari, mengomel urusan ini dan itu. mulai dari hal yang kasat mata sampe hal besar, gak berhenti-berhenti. perasaanku saja atau memang akunya juga ikut berubah. makin SMA jadi makin cuek ke lingkungan sekitar, makin ceroboh, makin males. okay, aku akui kok aku salah. tapi sisi lain dalam hatiku yang mendefensifkan diri ini selalu bertanggapan negatif. jadi selalu pengin memberontak. ketika dibilangin kayak gitu ada sisi lain yang pengin melakukan sebaliknya. kadang bahkan aku pengin mengoreksi ibuku untuk hal-hal yang dikatakan olehnya. ia tidak tahu apa yang sebenarnya aku lakukan, lalu kenapa ia selalu mengomel ini itu? di sore hari setelah kegiatan ekskul yang melelahkan, sehari melahap tiga ulangan, sehabis lari 2 putaran, bisakah sedikit menyambutku dengan tersenyum? mendengarkan sedikit sedang apa aku tadi di sekolah? sedang apa aku tadi di hikari? apa sedang aku lakukan? apa yang sedang aku kerjakan? membiarkan ku mencoba mengatur waktuku sendiri? aku tahu aku masih sangat membutuhkan ibu, tapi memang mau bagaimana lagi, tidak semua yang ibu katakan cocok dengan apa yang sebenarnya harus aku lakukan. entah bagaimana caranya agar apa yang ingin aku sampaikan tertuju pada nya, entah apa yang harus kulakukan untuk membiarkan kebiasaan jelekku agar bisa menuruti nya. entahlah. kadang aku jadi capek akan omongannya. kepalaku yang sudah habis disekolah dan mood yang sangat jelek yang dibawa dari sekolah membuatku merasa pusing.
I love you Mom, but what should I do to make this words reaching you?
bahkan sampai bilang kalau kita bermusuhan padahal aku sama sekali tidak bilang begitu.
I wonder how can I understand Mom properly?
how to make this melancholy sounds right?

No comments:

Post a Comment