Sunday, October 20, 2013

furusato.

anata ni totte, furusato wa nandesuka?


tak terasa sudah dua bulan aku di Jogja, waktu berjalan begitu cepat. ternyata begitu banyak hal dan berbagai macam orang, perasaan dan kenyataan yang mungkin belum pernah aku ketahui sebelumnya.

kemarin sempat pulang ke kampung halaman barang cuma empat hari. baru satu-dua bulan kutinggal kota kecil itu ternyata sudah begitu banyak berubah. bangunan-bangunan baru, event-event baru, cerita-cerita baru. rasanya agak sedikit asing ketika teman-teman di sana bercerita soal porprov dll ketika aku sama sekali tidak tahu apa itu porprov. atau akunya aja yang emang telat info?

begitu ditinggalkan, ternyata kota kecil itu cukup berarti banyak untukku. kota sejuta rindu. mungkin ini berlaku di kampung halaman manapun dan milik siapapun.

makanan disini tidak pernah seenak disana, tidur disini tidak pernah senyenyak disana, pemandangan langit yang terlihat setiap hari disini tidak akan pernah seindah disana. langit yang selalu kulihat setiap pagi selama tujuh belas tahun. langit yang selalu cerah di pagi hari dan turun hujan di sore hari. dimana senja terlihat begitu indah dengan berbagai macam warna jingga. kota yang tenang dan sederhana. dengan hiburan dan supermarket yang apa adanya, yang sekarang kurasa hal itu sudah lebih dari cukup.

ada perasaan aneh saat kamu sudah tinggal di kota lain, tidak lagi ada di kampung halaman. kota kecil itu selalu memberikan ketenangan. mungkin banyak orang yang tinggal di kota asalku ini berkata bahwa kota ini membosankan dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kota besar seperti jogja. tidak ada mall, tidak ada 21 cinema, tidak McDonald dan keterbatasan lainnya. memang, kuakui, kotaku ini memang membosankan dan tidak ada apa-apanya. tetapi bukan berarti aku berkata aku tidak betah tinggal disana. justru itulah yang kuharapkan dari kota ini. biarlah kota ini terus memberikan ketenangan, tanpa lalu lalang kendaraan di larut malam dan orang yang kurang baik berkeliaran.

furusato. tempat untuk pulang. dimana disana akan ada terus orang-orang yang selalu menunggu kepulangan kita dengan hangat. orang yang selalu meyakinkan aku bahwa aku tidak pernah merasa sendiri. jujur. kehidupan awal seorang diri di kota besar ini masih terasa menegangkan, melelahkan. tetapi orang-orang inilah yang selalu menjadi kekuatan untuk tetap berjalan kedepan. hingga ketika suatu saat nantipun aku sudah berada di negeri orang, kota kecil itulah, orang-orang itulah yang akan selalu menjadi pendorong untuk selalu mengangkat wajahku tanpa menoleh ke belakang.

No comments:

Post a Comment