Sunday, February 17, 2013

sedikit disaster.

diakhir semester yang notabene masa-masa kritis ini, kemaren di kelas terjadi sesuatu yang.. err-unexpected? yah, konflik kecil yang membawa masalah yang (cukup) besar.

okay, jadi gini.
di kelas tadi terjadi sedikit miskomunikasi yang berakhir pada kedisintergrasian kelas yang emang harmoni nya rada kurang meyakinkan itu. sekelas cewe-cewe pada nangis semua, kecuali gw. haha. sampe dibilang bukan cewek ya. ehem.

kita punya temen yang baru aja sakit, dia lagi dalam masa penyembuhan karna kecelakaan dan dia pake krux. otomatis, kita yang moving class ini gak bisa naik ke lantai atas buat pelajaran. kebetulan tadi pelajaran akuntansi yang cuma satu jam pelajaran.

sebenernya aku paham maksud gurunya untuk nyuruh temen kita yang satu itu untuk ke UKS aja, daripada harus naik ke atas. nah, aku berempat sama temen yang udah ganti baju habis olahraga naik ke lante atas, mau nawar ama ibunya buat pelajaran di lante bawah aja. tapi kayanya si ibu ini merasa gak bakal efektif dan bakal makan waktu lama, jadi mending si temen yang lagi sakit itu ke UKS aja, dan endingnya cuma kita berempat di kelas akuntansi itu. paham si maksudnya, but this leads to a big miscommunication.

temen-temen yang dibawah, emosi. mungkin kita berempat dirasa kurang peduli, or sok disiplin, or many more, beneran, aku nggak tau. tiba-tiba pas balik ke kelas, siiii----ng. semua nyuekin kita. loh, kok? kok ada yang bisik-bisik dibelakang? loh kok mandanginnya gitu bener?

dan aku didalem hati, 'wah, bahaya nih.'

nah, ternyata oh ternyata, ujung-ujungnya salah satu dari kita berempat yang tadi ke kelas akuntansi 'dipanggil' ke ruangan tertutup gitu. udah curiga nih, ada apaan. aku yang lagi ngisi kuesioner sendirian di kelas udah curiga ama bisik-bisik temen-temen, dan aku merasa out of place banget. akhirnya aku nyusul ke ruang itu dan BAM!

bukan dimarahin sih, tapi temenku lagi di'sidang' ama temen-temen plus ketua kelas dengan nada yang-err, tidak mengenakkan. samar-samar aku cuma di luar, tentang solidaritas lah, apa lah.

dan temenku udah nangis sesenggukan.

...
...
...
oh fucking shit happens.

temenku yang dua lagi (oke, kita ada empat, kurangin aku ama temen aku yang didalem) ikutan masuk ke dalem, pas keluar mereka udah nangis juga. what the fuck is going on? di dalem hati aku istighfar, ya ampuun. (dilain hal, di dalem hati juga 'ikutan nangis gak ya?' *didupak*)

yah, jadi kami berempat dianggep salah. oke digaris bawahi lagi, salah.

ck, ck, ck, anak muda.

mungkin emang udah mental aku yang udah kayak orang tua, or emang aku bukan orang yang gampang tersentuh dan emosi semudah itu, or emang aku bukan seseorang yang gampang ngeluarin air mata walau pas nonton Maou dan konser Arashi langsung banjir, aku berpikir dengan lebih tenang dari yang lain. ufufu.

semua bicara tentang solidaritas. tentang kekompakan. ceramah panjang lebar yang diiringi banyak sesenggukan dari temen-temen lain. everyone cried, but I was not. sorry but I was not.

mungkin aku memang idealis. mungkin aku memang tumbuh jadi yang kayak sekarang ini karena aku seseorang yang berjalan lurus. simply walking forward. mungkin ada saat dimana bahkan aku berjalan terlalu lurus sampe gak liat sekeliling.

waktu aku masuk IPS, ada sisi lain di diri aku yang kecewa. tapi aku bangkit kembali dengan berpegang pada satu prinsip, bukan berarti aku ada di lingkungan dengan banyak hal yang tidak baik ada di sekeliling aku, aku harus jadi nggak baik juga. jadi pas temen-temen pada bolos, pada main jauh-jauh, pada pacaran, pada ngelabrak, aku jarang sekali ikut.

aku punya mimpi besar yang harus aku raih. Lulus N1, masuk Sastra Jepang UGM, ambil Japanese Studies scholarship, nonton konser Arashi, jadi interpreter, ambil S2 Linguistik, jadi dosen, dan banyak hal lagi. Masa muda ya masa muda, tetapi bukan berarti kita bisa seenaknya menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal konyol. masa muda bagi aku adalah masa muda yang nggak ingin aku sesali. aku selalu pengen melakukan suatu hal yang bisa aku ambil manfaatnya.

bukan berarti aku menganggap temen-temenku nggak baik lho, sama sekali engga.

aku cuma agak heran sama perasaanku sendiri. aku yang bahkan mengasiani diri aku sendiri karna aku sadar aku kurang peduli. aku terlalu acuh sama sekeliling. ketika yang lain nangis, aku bahkan bertanya-tanya kenapa semua nangis? toh kita lebih bisa menyelesaikan ini dengan kepala dingin. bukan nge-judge seenaknya. bukan bikin udara yang aku hirup berasa bukan oksigen. bikin mual, bikin pengen muntah, bikin kepalaku makin perih.

mungkin aku idealis, mungkin aku egois, ato mungkin aku memang sinis. tapi emang aku gak bisa begitu aja setuju ama temen-temen.

yah, karna ini cuma hal yang cuma aku sendiri yang memikirkan, yang lain gak perlu tau. ini tentang diri aku sendiri. temanku sering bilang aku itu cynical young woman. aku sulit percaya orang lain, aku individualis, aku introvert, dan disisi lain, aku simpel.

misal, dari SMP aku diajari pacaran adalah hal yang tidak diperbolehkan dalam islam. aku dijelaskan kenapa, dengan dalil yang seperti ini, dengan ayat Al-Quran yang seperti ini, dan aku di beri tahu logika kenapa pacaran itu sering berujung dengan hal-hal yang tidak baik, aku mengerti dan aku setuju. dan sampai sekarang pun, aku enggak pacaran. aku tidak dekat dengan cowok manapun, karna aku tahu mengapa itu hal yang tidak diperbolehkan. bukankah rasanya bener-bener worst kalo kamu tahu itu tidak diperbolehkan, tapi kamu tetap melakukannya?

dan teman-temanku bicara soal solidaritas, tentang kekompakan satu sama lain, aku hanya bisa mencibir, jangan menceramahi orang tanpa resolusi. jangan menyalahkan orang lain tanpa tau situasi. bagi kita mungkin menyakitkan, tapi gimana dengan orang yang kita hadapi? harusnya kita berpikir, mungkin bagi dia ini lebih menyakitkan. bagaimana kalau kita berbicara dengan dewasa? bukannya malah membawa tawanan ke sarang sendiri. licik.

yah, walaupun akhirnya baikan sih, gara-gara itu suasana kadang jadi sedikit awkward. mungkin kalau dari awal mau kita bicarakan secara tenang dan baik-baik, gak bakal gitu jadinya kali.

hmm, masa muda, masa muda. entah kapan kami bakal bersikap lebih dewasa. mungkin suatu saat nanti.

No comments:

Post a Comment