of an unrealistic dream and five precious people.

tiga tahun berlalu setelah ku mengenal kalian.
tiga tahun terlewati semenjak ku mulai menetapkan mimpi terbesarku karena kalian.


kumulai masa-masa SMA-ku dengan mengenal Arashi, sebuah man idol group ternama di Jepang dengan jutaan fans diseluruh dunia. awalnya sosok mereka bagiku hanya sebagai pemanis, ajang untuk melihat ikemen-ikemen yang menghibur hati dengan berbagai variety shows dengan tingkah-tingkah bodoh yang luar biasa. tetapi, entah sejak kapan peran Arashi dalam kehidupanku semakin lama semakin besar tanpa disadari. Masa-masa SMA yang harusnya dijalani umumnya dengan perasaan-perasaan dan kegundahan-kegundahan masa muda, entah kenapa aku alihkan semua ke dunia fandom raksasa dibawah nama Arashi ini.

lagu-lagu mereka yang menghibur hati, acara-acara TV mereka yang sudah menjadi kebiasaan setiap hari, sosok-sosok gemerlap performance mereka yang hanya kulihat lewat perantara layar kecil ini entah kenapa menjadi sebuah motivasi. awalnya hanya sebuah motivasi konyol karena berkurangnya fansubber yang aktif di fandom yang membuat acara-acara TV terkini Arashi bergelimpangan tanpa sub membuatku yang belum sepenuhnya paham bahasa jepang ini merasa sedikit frustasi. aku ingin tahu apa yang mereka katakan, apa yang mereka tertawakan. hingga akhirnya kumemutuskan untuk belajar secara otodidak mati-matian hanya untuk mengetahui apa sih yang sebenarnya mereka bahas dalam percakapan? beruntung, di masa SMP aku pernah 2 tahun belajar dasar bahasa jepang sehingga belajar otodidak bukanlah suatu hal yang begitu sulit dilakukan.

mungkin aku saja yang tidak menyadarinya, namun lama-kelamaan aku mulai memahami apa yang mereka katakan secara natural. mungkin karena itu juga mulailah terbuka minatku akan nihon-go. di akhir kelas satu aku ditawari untuk mengikuti JLPT atau Japanese Language Proficiency Test untuk mengetahui seberapa lancar aku memahami bahasa jepang. secara tidak terduga aku lulus dengan nilai sempurna di bagian listening, tentu saja berkat siapa lagi kalau bukan mereka yang telah membuatku terbiasa, hehe. semenjak saat itu, JLPT merupakan rutinitas yang kuikuti setiap akhir tahun.

bukan hanya itu, mereka mempertemukanku dengan berbagai orang, berteman dengan berbagai macam fans dan bertemu dengan banyak orang-orang hebat. orang-orang yang mempunyai cerita yang bikin gigit jari saking irinya.

kalau dikatakan dengan berlebihan, mereka merubah sebagian besar hidupku.
memang benar kalau seluruh bagian dari post ini hanyalah sesuatu yang dramatis, yang lebay dan sangat tidak realistis.

tetapi sungguh, tanpa kusadari mereka bahkan telah menjadi salah satu dari mimpi-mimpi terbesarku yang waktu itu kupikir hanyalah sebuah angan-angan konyol yang sama sekali tidak realistis. tapi aku terus mengejarnya, mimpi yang kusimpan diam-diam dibalik tangisanku ketika menonton DVD konser mereka (beneran, lebay banget aku tau tapi ini beneran nangis, haha), mau bagaimanapun caranya aku harus ke Jepang. aku harus melanjutkan belajar bahasa jepangku di negeri tempat lima orang itu berada. aku harus bisa datang ke konser mereka. yep, mungkin ini cuma hasrat egois dari seorang penggemar. tapi toh hasrat ini juga yang mengantarkanku untuk pergi ke sana.

dan ternyata, jalan itu benar-benar terbuka. berhasil kuubah rasa-rasa iri ini jadi bentuk motivasi besar untuk sesuatu yang nyata. telah berhasil kubuktikan ke semua orang kalau kekonyolan inipun bisa jadi sesuatu kalau mau berusaha.

iyup, sampai posting ini berakhirpun apa yang aku tulis masih kuanggap sebagai bentuk kekonyolan. nothing but ridiculousness. bahkan Arashi membuat masa-masa SMA ku kosong akan perasaan-perasaan yang biasa dirasakan anak-anak muda seusiaku. tapi cerita ini masih terus akan berlanjut dengan segala bentuk kekonyolan seorang penggemar yang overexcited. bahkan bisa dibilang bab 1 cerita ini baru akan dimulai. kira-kira apa ya yang akan mengisi lembaran-lembaran berikutnya?