kita seperti berada di balik sebuah dinding kaca,
yang tidak pernah ada ujungnya
kamu disana dan aku disini
berhadapan namun tak tersentuh
berbicara namun tak mendengar
kita bertemu namun tak bertatap
kutaruh telapak tanganku disana,
berharap dingin tangan ini menyentuh temarammu.
apa daya semua ini,
kamu tak lagi menoleh kembali
kusadari kamu telah jauh
dekatpun aku tak bisa
dinding ini begitu nyata
kuhancurkan dan tumbuh lagi
apa kamu pernah menyadarinya?
kuketuk dinding ini berulang
yang terlihat hanya sosok mu
kukejar tak dapat kuperoleh
ujung jari ini hanya meraba bayangmu
terkadang ku kesal
mencoba untuk menghilang
menyadari sesuatu yang penting ini tidak kembali
kepingan memori itu berputar
apa kamu pernah merasakannya?
sedang apa kamu dibalik dinding kaca ini?
aku tahu kamu berjuang
di sebuah medan yang tak terelakkan
mau mundur tak ada jalan
ingin maju banyak rintangan
kupikir keadaanmu menekan
suatu harapan yang tidak ada artinya
kupikir aku ingin selalu menyemangatimu
menyembunyikan kekecewaan yang tak pernah putus
kupikir aku tak boleh pilu
beban ini akan terus menumpukmu
aku tak pernah tahu apa yang harus kulakukan
kubertanya dan kamu hanya diam
yang akhirnya kusimpan dalam-dalam
ku tersenyum saat bayanganmu menghilang
pahit dalam selubung kebahagiaan
menjebol lubang ini lebih dalam
aku tahu ini sesuatu yang tak patut dikhawatirkan
ketika waktu berjalan
dibalik dinding kaca ini
aku dapat melihat senyummu
memberi yang lain sesuatu yang kupikir tak dapat kumiliki
aku hanya dapat mendengarkannya
mengulangi permainan peran ini di hadapan orang
tersenyum seakan memahami
walau sebenarnya aku sama sekali tidak mengerti
dibalik dinding kaca ini
kamu berbicara padaku
seperti layaknya dahulu
kamu sama sekali tidak berubah
entah apa yang aku sesalkan
aku sendiri tidak pernah mengerti
sudah berapa tahun eksistensi kata 'kita' itu ada?
apa ini sudah tidak berlaku?
aku bertanya-tanya
apa hanya aku yang tertinggal sendirian?
bisikku suatu hari
dimana ku lagi-lagi menemukanmu
berdiri dihadapanku
dibalik dinding kaca ini
bersama yang lain
kadang kamu berbicara dunia yang tak kumengerti
aku terdiam merasa tak berarti
ini juga tak ada gunanya
perasaan 'sendiri' memang hanya bisa dirasakan sendiri
ketika aku pergi dari hadapanmu
sebentar ku balik lagi
dari balik punggungmu, dari balik dinding kaca ini
kamu tersenyum pada yang lainnya, rapat dalam genggaman
menghilang tanpa sempat melirikku
walau aku dengan jelas melihatmu
memandangmu hingga menghilang
ini bukan salahmu aku tahu
entah kenapa aku merasa
bahwa diriku sendiri menyedihkan
sendirian berjalan
dikoridor penuh orang
tanpa mengetahui siapa-siapa
tak bisa pulang tak bisa kemana
pandangan ini kabur, menggenang
aku ini kenapa?
sakit jiwa?
aku tidak bisa memutuskan
untuk tidak peduli atau tetap begini
apa yang harus kupentingkan?
aku tidak ingin menjadi beban
tapi aku tidak bisa menghapus begitu saja
seseorang yang sudah berapa lama kupanggil 'teman'
eksistensi kata-kata itu berharga
dibalik dinding kaca ini
aku memutuskan
bahwa aku tidak apa-apa
aku akan terus berjuang
walau tak tersentuh, walau tak teraih
aku akan berjalan disampingmu
sama-sama berjuang dalam sunyi
aku tidak akan berkata apapun
tetaplah berada disana
aku yakin kita dapat membuktikannya
suatu hari nanti,
ketika mimpi dan perjuangan ini sudah terbayarkan
aku akan berhadapan denganmu
mengetuk kaca-kaca yang rapuh ini
kembali kemasa-masa
dimana kita bahkan
dapat tertawa, tanpa merasa hampa,
ya kan, teman. =)
__kinoshitamichi,desember2010.
Friday, December 17, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment